Select Menu

sponsor

Select Menu

Flora Fauna

Transportasi Tradisional

Bali

Pantai

Kuliner

» » OBJEK WISATA KALIMANTAN BARAT

West Kalimantan, Indonesia
Uong Jowo August 14, 2013 0

Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan, Kalimantan Barat merupakan pulau yang dilalui garis khatulistiwa dan merupakan daerah hujan tropis yang beraneka ragam flora dan fauna.  


EQUATOR MONUMENT / TUGU KHATULISTIWA

EQUATOR MONUMENT
 Monumen ini menunjukkan bahwa Kota Pontianak adalah lewat khatulistiwa 00 lintang. Monumen ini saat pertama dibangun pada tahun 1928 oleh Tim Ekspedisi Astronomical dari Belanda. Dan tahun 1938, itu dibangun kembali dengan beberapa perbaikan dengan Opzicter Silaban, seorang arsitek. Pada tahun 1990 monumen ini telah dibangun kembali untuk kedua kalinya dengan menduplikasi dalam ukuran yang lebih besar. Ukuran adalah lima kali lebih besar daripada yang asli dan tujuannya untuk melindungi patung aslinya.
Monumen ini terdiri dari empat tiang, sketsa dunia dengan bangunan arrow.This telah terakreditasi pada tanggal, 21 1991.Every 21-23 Maret dan September 21-23, pada tengah hari, matahari melewati garis khatulistiwa atau puncak tersebut; Oleh karena itu, itu membuat bayangan monumen yang didirikan dan setiap lain hal di sekitar patung menghilang, kata lain monumen dan hal-hal lain dalam posisi tanpa bayangan. Monumen ini terletak di Batulayang Kecamatan, Kabupaten Pontianak Utara, jarak dari pusat kota kurang lebih 5 km. dapat ditempuh dengan angkutan darat seperti dengan mobil atau transportasi air melalui sungai Kapuas seperti dengan perahu motor atau speedboat.
Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Tugu Khatulistiwa merupakan ikon Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, terutama wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.
Adapun sejarah mengenai pembangunan Tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat di dalam gedung. Dalam catatan tersebut disebut bahwa pada bulan Maret 1928 telah datang rombongan expedisi internasional yang dipimpin oleh seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak equator di kota Pontianak. Adapun bentuk dari tugu ini telah mengalami perubahan sebanyak 4 (empat) kali yaitu :

·  Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.
·  Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkaran dan anak panah.
·       Pada tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh arsitek Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat di dalam gedung.
·  Pada tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.
Bangunan tugu terdiri dari 4 (empat) buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 m dengan ketinggian tonggak bagian depan setinggi 3,05 m dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 m.. Diameter lingkaran ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR, tulisan plat dibawah anak panah tertera 109o 20' OLvGr menunjukkan letak berdirinya Tugu Khatulistiwa pada garis Bujur Timur.
Peristiwa penting dan menakjubkan di Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik Kulminasi matahari, yaitu fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis Khatulistiwa. Pada saat itu matahari tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda di permukaan bumi. Pada peristiwa titik kulminasi tersebut, bayangan Tugu akan “menghilang” beberapa detik saat terkena sinar matahari, demikian juga dengan bayangan-bayangan benda-benda lain di sekitar tugu.
Peristiwa Titik Kulminasi Matahari terjadi 2 (dua) kali dalam setahun yaitu antara tanggal 21 sd. 23 Maret dan 21 sd. 23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan Kota Pontianak yang menarik minat wisatawan untuk datang ke Pontianak

PANTAI PASIR PANJANG

Keindahan Pantai Pasir Panjang
Kota Singkawang dikenal sebagai Kota Amoy dan China Town-nya Indonesia, karena mayoritas penduduknya (sekitar 70%) merupakan etnis Tionghoa. Mengunjungi kota yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia ini, tentu belum lengkap bila belum mengunjungi Pantai Pasir Panjang.
Pantai yang menjadi ikon pariwisata Kota Singkawang dan salah satu objek wisata andalan Provinsi Kalimantan Barat ini telah dikembangkan menjadi sebuah paket wisata terpadu bernama Taman Pasir Panjang Indah (TPPI).
Dinamakan dengan Pantai Pasir Panjang karena pantainya membentang panjang melengkungi laut lepas.
Dari bibir pantai, pengunjung dapat menikmati panorama laut biru berlatar kaki langit yang juga biru. Samar-samar di kejauhan membias hijau Pulau Lemukutan, Pulau Kabung, dan Pulau Randayan yang dipagari perairan Laut Natuna. Hamparan pasir pantainya yang luas dan bersih menjadikan kawasan ini nyaman digunakan untuk berjemur atau melakukan aktivitas olahraga, seperti voli pantai dan sepakbola pantai.
Air lautnya yang jernih dan bersih sangat mendukung aktivitas pengunjung yang ingin berenang atau menyelam. Selain itu, ombaknya relatif besar dan menjadi rumah bagi banyak ikan, sehingga tepat sekali digunakan sebagai arena berselancar dan  area memancing.
Suasana kawasan ini kian eksklusif menjelang detik-detik terbenamnya matahari (sunset) di balik pulau-pulau yang terdapat di sekitar kawasan pantai ini. Pengunjung dapat menikmatinya dari pinggir pantai atau dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan tersebut.
Bila bosan di pantai, pengunjung dapat melihat-lihat kehidupan masyarakat kampung nelayan yang tidak terlalu jauh dari lokasi pantai, atau bersantai di shelter-shelter yang terdapat di Semenanjung Cinta
Kota Singkawang berjarak sekitar 142 kilometer dari Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Dari Bandara Supadio atau Terminal Bus Pontianak, pengunjung dapat naik taksi, travel, atau bus sampai Kota Singkawang. Dari pusat Kota Singkawang, Pantai Pasir Panjang berjarak sekitar 17 kilometer lagi. Pengunjung dapat mengaksesnya dengan menggunakan taksi, bus, atau minibus.
Di kawasan Pantai Pasir Panjang terdapat pusat informasi pariwisata, diskotik, persewaan speed boat, sepeda air, darmoling, gokart, shelter-shelter, pondok wisata, dan toko suvenir. Pengunjung yang tidak terbiasa berenang di pantai dapat berenang di kolam renang yang tersedia, sedangkan yang tidak suka berenang atau pun berjemur dapat mengelilingi pantai dengan naik banana boat. Pengunjung yang membawa anak-anaknya tetap bisa bersenang-senang karena di kawasan ini tersedia arena bermain anak-anak.
Pengunjung tidak bakalan kesulitan mencari makanan karena di kawasan ini terdapat restoran, kafe, warung makan, dan pedagang asongan. Begitu juga yang ingin menginap, tidak perlu repot membawa tenda atau sleeping bag karena di kawasan ini tersedia wisma dan hotel dengan berbagai tipe.

PANTAI SELIMPAI

Pantai Selimpai
Pasir putih yang landai dan pohon pinus yang tinggi menjulang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Selimpai, Paloh. Indahnya Hamparan Pantai Selimpai, Enaknya Telur Penyu Rebus Pinusnya berjejer rapi. Kesan hijau semakin terasa oleh rumput yang menghampar setinggi mata kaki di lahan berpasir. Meski mentari persis di atas kepala, suasananya tetap sejuk. Sesekali ombak terdengar memecah pantai dan berpadu dengan kicauan burung yang bersahutan, menambah kedamaian suasana. BEGITULAH potret Pantai Selimpai, Paloh, Kabupaten Sambas. Pasirnya yang bersih tak kalah dengan Pantai Kuta, Bali. Bila di Provinsi pulau dewata yang bersebelahan dengan Jawa tersebut di sepanjang pantainya berjejer bangunan vila, hotel dan restoran, justru di Selimpai kealamian sangat terasa. Seperti sebuah pulau, Selimpai terpisah dengan daratan Kabupaten Sambas. Sisi selatannya hingga ke bagian barat berbatasan dengan laut Natuna, sedangkan di sisi utaranya membentang ke timur dikepung oleh Sungai Merabau. Makanya setiap mereka yang mampir ke sini, akan menjumpai aneka pemandangan; ada hutan pinus, pantai, laut dan sungai. Dari kejauhan terlihat Tanjung Datuk, yang merupakan kawasan berbatasan Malaysia.
Bentuk pulau Selimpai memanjang. Antara sisi di bibir sungai dan garis laut hanya selebar lapangan bola. Bila kita berdiri di sebelah sungai, akan terlihat ombak Laut Natuna yang saling berkejaran. Hembusan anginnya sedang. Paling kencang tinggi ombak mencapai tiga sampai empat meter.
Keberadaan hutan Pinus di lahan selimpai membuat suasana di pulau mini ini berbeda dengan pantai lainnya di Kabupaten Sambas. Pohon berkayu yang menjulang tinggi tersebut berjejer rapi seakan ada yang sengaja menatanya sedemikian rupa. “Ini semua tumbuh alami,” cerita penjaga pantai.
Selain alami, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Selimpai adalah, menjadi tempat persinggahan penyu. Setelah bertamasya keliling dari pulau ke pulau, benua ke benua, dalam setahun sekurangnya lima kali satwa langka dilindungi ini mampir ke pulau orang bunian tersebut untuk bertelur.
Berdasarkan catatan Satgas Pantai Selimpai --dari kelompok sadar wisata (pokdarwis) Paloh, ada empat jenis penyu yang mampir ke pantai ini. Diantaranya adalah penyu hijau, penyu sisik, penyu lekang. Sedangkan penyu belimbing hanya sesekali singgah. Saat ini di dunia terdapat tujuh jenis penyu, enam diantaranya ada di Indonesaia. Yaitu; penyu sisik (Eretmochelys imbricate), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), penyu belimbing (Dermocelys coriaceae), penyu hijau(Chelonia mydas), penyu tempayan (Caretta carretta), dan penyu pipih (Natator depresus). Untuk penyu dari jenis Lepidochelys kempi hidup di laut atlantik, khususnya pantai Amerika dan Meksiko.
Hewan yang masuk dalam kategori satwa langka ini, naik ke pantai untuk bertelur pada malam hari. Karenanya kalau pengunjung tidak bermalam di Selimpai, jangan mengimpikan untuk bertemu dengan penyu. Makanya agar pengunjung dapat melihat penyu, pokdarwis berinisiatif membangun tempat penangkaran di Selimpai. Sehingga demikian, setiap tamu yang datang bisa menyaksikan mana yang namanya tukik (anak penyu), penyu hijau, sisik, dan lekang.

PANTAI PUTRI SERAYI

Pantai Putri Serayi
Keindahan Bebatuan Gunung dan Hamparan Pasir Putih
PANTAI Putri Serayi termasuk salah satu objek wisata di Kabupaten Sambas. Terletak dipesisir Laut China Selatan, wisata yang terletak di Desa Jawai Laut, Kecamatan Jawai Selatan dengan luas 56 ha ini memiliki pantai berpasir putih menghampar sepanjang 3 kilometer.
Berpandu dengan gunung berbatuan yang berkaki ke laut, pantai yang dapat dilewati dengan sepeda motor dan  mobil ini sangat indah dan nyaman untuk bersantai sambil memancing ikan, sekaligus dapat menyaksikan terbenamnya matahari (sunset).
Laut yang luas, dalam, dan tenang di sini kaya akan hasil laut berupa ikan, udang, kepiting, rumput laut, kerang dan lain-lain. Makanya tak heran, banyak terlihat kapal motor nelayan penangkap ikan dan udang. Bagi pengunjung, mereka dapat memesan atau membeli ikan dan udang segar untuk direbus, dibakar, sebagai santapan di kawasan obyek wisata.
Hamparan kebun kelapa yang luas dan subur, menambah sejuk dan nyaman bagi wisatawan sekaligus dapat menikmati kelapa muda yang segar. Hamparan pantai dan kebun yang luas sangat cocok dijadikan tempat arena olahraga, perkemahan, berjemur diri dan aktivitas memanjakan diri lainnya. Pada kawasan gunung, dicelah bebatuan terdapat sumber-sumber air tawar yang bersih dan tak pernah kering.
Jarak dari pusat kota ke lokasi wisata ini kurang lebih 2 km dari ibukota Kecamatan Jawai Selatan. Sedangkan dari Ibukota Kabupaten Sambas 40 kilometer, Kota Singkawang 35 kilometer. Dari ibukota Kabupaten Sambas sampai Ibukota Kecamatan Jawai Selatan  jalan beraspal. Sementara dari ibukota Kecamatan Jawai Selatan (Kota Matang Suri) ke obyek wisata berjarak 5 (lima) km kondisi saat ini, terdiri dari jalan susun batu (telpot) dan sekitar 2 km jalan tanah pasir.

RIAM MERASAP

Riam Merasap
SEBUAH air terjun yang memiliki potensi sumber daya air yang melimpah. Letaknya, berada di Dusun Segonde Desa Pisak Kecamatan Tujuhbelas. Riam Merasap mempunyai ketinggian kurang lebih 40 meter. Kurang lebih 200 meter di hulu terdapat Goa Maria tempat beribadah Umat Katolik yang setiap akhir bulan Mei dan akhir Oktober ramai dikunjungi. Untuk menuju kawasan ini, bisa menempuh perjalanan dari Bengkayang sekitar kurang lebih 65 kilometer dengan kendaraan roda dua dan mobil. Lalu, disambung dengan berjalan kaki selama 20 menit.

BUKIT KELAM

Kawasan Wisata Bukit Kelam berada di wilayah Kecamatan Kelam Permai. Hutan wisata Bukit Kelam
berada diantara 2 (dua) sungai besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas. Dalam hutan Wisata Bukit Kelam tersebut juga merupakan kawasan Sumber air yang mengalir sebagai sungai yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk keperluan air minum, MCK dan irigasi.
Bukit Kelam merupakan satu diantara bukit terunik di dunia. Keunikannya adalah Bukit ini merupakan sebuah Bukit yang murni terdiri dari segumpal batu raksasa. Bukit dengan jenis seperti ini hanya terdapat 2 (dua) buah di dunia yaitu Ayers Rock yang terdapat di Australia dan Bukit Kelam di Indonesia. Kedua Bukit ini memiliki keistimewaan yang sama, yaitu warnanya yang dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan cuaca.
Bukit Kelam ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam dan juga untuk lokasi terbang layang dan panjat tebing karena terletak pada ketinggian 50 – 900 meter dari permukaan laut. Di Bukit Kelam juga terdapat tumbuh-tumbuhan langka seperti Kantong Semar Raksasa yang oleh masyarakat setempat dipergunakan sebagai wadah untuk menanak  nasi, selain itu juga terdapat Anggrek Hitam. Saat ini kawasan Bukit Kelam sudah direnovasi dan kawasan ini telah dijadikan sebagai Pusat Perkemahan Pramuka. Untuk mencapai puncak Bukit Kelam saat kita bisa menggunakan sebuah tangga dengan ketinggian ± 90 meter yang terletak di sebelah barat.
Bagi pengunjung yang suka bertualang tantangan alam dan merindukan pemandangan alam yang asli, maka Bukit Kelam adalah tempat yang cocok dalam memenuhi selera anda. Pendakian ke Puncak Bukit dapat ditempuh melalui 2 (dua) cara, yaitu :
·        Menggunakan tangga yang tersedia dan terletak disebelah barat Bukit Kelam
·        Melalui tebing Bukit yang sangat terjal dan menantang.
Dari Puncak Bukit Kelam dapat terlihat pemandangan alam yang sangat indah seperti :
·        Hutan tropis dan berbagai jenis tanaman langka
·        Dua aliran sugai yang mengapit Kota Sintang yaitu Sungai Melawi dan sungai Kapuas.
·        Letak tata Kota Sintang dan persawahan yang ada di bawahnya.

RIAM SUNGAI PINOH

Riam Sungai Pinoh
Sungai Pinoh adalah salah satu dari dua sungai besar yang membelah Kabupaten Melawi . Sepanjang Sungai Pinoh terdapat riam atau jeram yang menantang dengan tingkat kesulitan yang tinggi.Kiri kanan terdapat bukit – bukit yang menjulang, sepanjang sungai ada aktivitas masyarakat hilir mudik dengan speed boat dan aktivitas penambangan emas . Sangat indah di lihat dan sangat menantang untuk di arung. Terdapat beberapa Desa sepanjang Sungai Pinoh ini dengan segala ragam Budaya dan adat istiadatnya. Lokasi :
 Untuk menuju tempat lokasinya dapat ditepuh melalui jalur sungai yaitu dengan naik speed boat, dari Nanga Pinoh.dalam masa tempuh 30 menit sudah mulai ketemu riam pertama dan seterusnya.Bisa juga melewati jalur transportasi  jalan darat dengan masa tempuh 3 jam, sudah sampai pada lokasi riam-riam yang besar.

 Di Nanga Pinoh terdapat hotel, penginapan dan juga restourant. Disepanjang Sungai juga ada perkampungan penduduk ( Desadan Dusun ) yang bisa menampung para tamu yang datang.

Sumber  :  Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (www.kalbarprov.go.id)

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

.